Posted by: andokokeuangan | August 9, 2013

Tradisi Bagi Uang Lebaran dan Efek Psikologis Anak

Tiap Hari Raya Lebaran..Ingatan saya kembali ke masa kecil, saat uwak saya memberikan beberapa lembar uang baru yg masih wangi dan kaku pada saat Hari Raya. Sampai saat ini akan selalu teringat di memori saya momen pemberian uang yang dilakukan oleh uwak pada saya. Sekarang, tiap saya ketemu uwak, saya selalu ingat kebaikannya dan berusaha unuk memberinya hadiah apapun bentuknya.

Nah, mungkin pengalaman tiap orang berbeda ya sehubungan dengan pemberian uang ini. Hubungannya sama Lebaran, tradisi membagikan uang masih berlanjut di saat-saat ini kepada saudara dan handai taulan. Kegiatan seperti ini ternyata bukan hanya menjadi tradisi di Indonesia, melainkan dilakukan muslim di seluruh dunia.

Muslim dunia paling banyak memberi kepada orang-orang yang mereka kasihi dan juga berbagi dengan cara beramal ataupun menyumbang kepada masjid atau orang lain yang membutuhkan. (Western Union)

Jika dipersentase :
– Pemberian dalam bentuk uang tunai sangat disukai (89%)
– Pemberian dalam bentuk barang lain (30%)
– Paket makanan dan minuman (61%)

Efek Psikologis Tradisi Bagi-Bagi Uang Lebaran

1. Bagi si Pemberi

Si pemberi uang, tiap tahun mau gak mau harus siapin sejumlah uang untuk dibagikan. Ada yang beranggapan ini adalah momen bagi-bagi rejeki ada, akan tetapi ada juga yang menganggap ini sebagai satu keharusan.

2. Bagi si Penerima

Si penerima uang mau gak mau akhirnya jadi terbiasa dengan tradisi bagi-bagi uang dan terbiasa asyik untuk selalu diberi uang.

Timbul Efek Ketagihan, dan ada kemungkinan akan menagih jika tidak diberi.

Nah, sekarang bagaimana Kiatnya Agar Tradisi Bagi-Bagi Uang Lebaran berdampak Positif buat Anak ? Simak beberapa hal yang dapat Anda lakukan.

1. Jadikan Tradisi Membagi Uang Lebaran sebagai Reward Anak atas usahanya berpuasa.

2. Jangan Paksakan Diri untuk memberi uang

Bagi Anda yang sudah mempunyai penghasilan, janganlah selalu beranggapan bahwa “memberi uang” itu adalah satu kewajiban. Niat ikhlas kita untuk memberi, sebenarnya boleh diwujudkan dalam bentuk apapun koq, ya buku, mainan, baju, makanan apapun itu intinya memberikan “kenangan” untuk orang yang kita sayang.

3. Sesuaikan Kondisi Keuangan

Bila memang memungkinkan untuk memberi hadiah, lihat apakah Anda memang perlu memberikan hadiah tersebut. Apakah dengan hadiah tersebut seseorang jadi lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sudah menjadi kewajibannya?

4. Ajarkan Konsep Earn-Save-Spend-Donate pada anak

Konsep ini sangat penting, yang menjelaskan bahwa uang itu adalah alat tukar yang sahn dan untuk mendapatkan uang, seseorang harus berusaha (earn) bukan semata mata menerima pemberian orang (receive).

Setelah earn, maka yang harus terjadi selanjutnya pada uang ideal adalah : save – spend – and donate. Bahwa setelah uang diperoleh dari hasil kerja kreasi kita, uang tersebut harus dapat diinvestasikan, dibelanjakan sesuai kebutuhan, bukan semata-mata keinginan, dan uang tersebut menjadi sarana kita untuk berbagi / donasi kepada orang lain.

Nah, tradisi bagi-bagi uang lebaran ini adalah salah satu bentuk “donate”

5. Tanamkan paradigma kepada anak bahwa uang adalah selalu menjadi sebuah benda yang sifatnya netral. Paradigma ini dapat ditanamkan pada anak agar kelak dewasa nanti, pintar kelola uang serta dapat paradigma yang luas tentang perolehan uang bukan semata-mata dari hasil meminta, akan tetapi hasil pencarian dan investasi.

Ada baiknya Lebaran ini dimanfaatkan untuk saling berbagi, sempatkan diri untuk mengumpulkan pakaian bekas layak pakai untuk disumbangkan kepada tetangga-tetangga atau orang yang membutuhkan.

Setiap malam takbiran, ajak anak yatim di dekat rumah untuk berbuka puasa bersama.

Ingat Hakikat Idul Fitri yang berarti kembali suci.


Leave a comment

Categories